Cerita Yustine

Cerita Yustine
a story of love and life

yang udah mampir

Hit Counter

Jumat, 29 April 2016

Mungkin Hanya Ibu

Mungkin hanya seorang ibu yang tahu rasanya terharu bahkan menangis ketika putera atau puteri kecilnya berhasil melakukan hal sederhana misalnya pertama kali bisa berjalan sendiri, makan sendiri, pakai baju sendiri, berenang dan menyelam tanpa pelampung, pentas di sekolah, atau  wisuda TK. Seorang Ibu tahu betul rasanya semua itu.

Dan mungkin hanya seorang Ibu yang tahu rasanya ketika anak yang beranjak remaja mulai curhat soal lawan jenis. Kayak yang saya alami barusan ini. Anak pertama, si Kevin sudah hampir berumur dua belas tahun. Sudah mulai deg-deg an nih mendidik anak usia menjelang remaja begini. Cara menegur pun sudah harus berbeda. Kalau dulu bisa dengan kalimat bernada sedikit tinggi, sekarang harus lebih pada pengertian sebab akibat. 

Sore ini tetiba Kevin ngotot pengen pinjem account Instagram saya, biasanya sih emang dia suka pinjem untuk lihat-lihat profile youtubers favoritnya. Tapi berhubung lagi dicharge ya saya gak pinjemin dulu. Setelah dikembalikan Kevin mulai cerita deh

"Jadi gini Ma, aku itu gak bisa hilangin pikiranku soal cewek yang ketemu waktu acara di Babadan kemarin"

What? Aduh pegimane ini. Panik...panik.

Oke, tarik nafas, tetep senyum.

"Eh, anak Mama udah gede, ayo dong cerita kayak gimana ceweknya sampai Kevin kepikiran?"

"Cantik sih Ma menurutku, dia anak SD Kanisius Babadan. Nah, kemarin itu aku didorong temenku, kesenggol dia, dia gak marah Ma, cuma senyum-senyum aja. Aku tanya-tanya ternyata dia temennya Ceri di tempat les. Aku kan jadi penasaran"

"Kenapa gak diajak kenalan aja Nak? Kan gak apa-apa kenalan dulu" *sumpah ini rasanya gimanaa gitu. Tapi harus lanjut.

"Ya aku mau sih tapi malu. Jadi aku tanyain deh sama Ceri instagram nya namanya apa. Aku bilang sama Ceri kalau aku belum diizinkan mainan instagram, jadi aku pengen lihat dia aja. Eh aku cari nggak ketemu, Ma. Satu-satu nya jalan untuk ketemu dia lagi ya harus ikut les di tempat Ceri itu. "

Bile nyeletuk "Ih kakak, gimana sih? Ajak kenalan dong, hai aku Kevin, kamu siapa? Gitu dong!"
* Ini lagi  bocah satu lama-lama gue bonsai jugak haha.

" Hmm gitu, ya nanti kalau ada saatnya kenalan atau ketemu bisa kok sayang. Sabar aja ya. Yuk siapin buku buat besok"

Huff... jadi gini rasanya punya ABG? Kok belum iklas ya, masih pengen mereka bayik aja terus, hihihi. Tapi kan waktu terus berjalan, memang akan ada masanya  mengalami hal semacam ini. Pun saya gak punya anak perempuan, jadi gak harus mikirin gimana jelasin ketika dia dapat menstruasi pertama kali. Walaupun, anak laki juga harus dijelaskan mengenai reproduksi pastinya, tapi PR saya gak seberat kalau punya anak gadis, mungkin. 

Satu hal yang saya suka dari percakapan singkat soal cewek menarik hati itu adalah Kevin mendengar pesan saya bahwa apapun yang dialami atau dirasakan harus diceritakan ke orangtua, sampai nanti saatnya bisa mengatasi sendiri. Dan saya cukup senang kalau mereka mau terbuka, untuk hal apapun, lebih baik kita tahu dari anak sendiri daripada dari orang lain, bukan? PR lain adalah menjaga agar anak-anak selalu menjadikan orangtuanya sahabat.

Duh, harus banyak belajar lagi!





 


Rabu, 27 April 2016

Advan i5A 4G LTE, Ponsel Impian


Melepaskan anak usia 11 dan 9 tahun dari gadget 100% ? Saya sih lambaikan bendera putih, menyerah. Bukan apa-apa, zaman memang sudah berganti, era permainan fisik sekarang sudah semakin punah. Sedih, tapi bagaimana lagi, semua ada masanya. Jika lima tahun lalu kita update status facebook “sent from facebook for blackberry” dan kemudian permintaan pin bbm bertubi-tubi, sekarang hampir semua orang bisa menggunakan facebook, mulai dari anak sampai kakek nenek. Media sosial yang lain pun hampir sama, tidak sedikit pengguna nya. 



Kembali pada permainan fisik, saya memang menyadari betul bahwa anak-anak saya tumbuh di lingkungan perumahan  yang penghuninya hampir saling tidak mengenal. Teman-teman sebaya mereka pun hanya beberapa orang, ditambah lagi jalan raya yang cukup dekat dengan perumahan kami membuat saya khawatir kalau anak saya terlalu lama bermain di luar rumah. Bukan hanya kendaraan yang lalu lalang dan kadang tidak kenal aturan, tapi juga kejahatan yang semakin meningkat. Pulang sekolah mereka biasanya akan istirahat sebentar kemudian bermain di kompleks perumahan sekitar  dua jam, itupun dengan pesan khusus dari Mama nya ini supaya mereka tidak ke pinggir sungai atau ke jalan raya.



Bagaimana cara mengatasi kelelahan mereka setelah hampir sehari belajar di sekolah? Iya, Kevin kan hampir setiap hari pulang pukul 2.30 WIB karena ada les. Mau nggak diikutkan les kasihan juga, pelajaran sekarang semakin susah, anak-anak diminta belajar ekstra. Hufff, memang zaman sudah berbeda. Saya akhirnya membiarkan mereka bermain dengan gadget di sela-sela waktu senggang. Dengan syarat, tidak melupakan tugas utama yaitu belajar. Sekalipun kami tidak pernah memberi target tertentu dalam nilai, tapi tentu saja harus tetap diawasi supaya mereka tidak terus-terusan bermain. 



Sebenarnya, Kevin dan Bile sudah kami belikan handphone yang cukupan untuk telepon, sms, bbm, dan whatsapp, sekali lagi dengan syarat papa dan mama boleh melihat isi handphone nya kapan saja. Maklum, kita tidak pernah tahu apa yang dibagikan oleh teman-temannya, atau sebaliknya, apa yang dibagikan anak-anak kita kepada teman-temannya. Saya memang belum mengizinkan mereka bermain media sosial seperti facebook, instagram, path dan lain-lain. Handphone hanya sebagai sarana komunikasi yang penting saja. 



Nah ternyata handphone mereka belum cukup untuk bermain game online. Akibatnya handphone Oma yang jadi korban. Hampir setiap hari tuh dengar kalimat “Kevin, mana handphone Oma? Mau pakai, nih!” Hahaha, maaf ya Oma. 



Hasil Ujian Tengah Semester Kevin cukup memuaskan, karena dia termasuk anak yang konsisten dengan tanggung jawabnya. Sebagai orangtua tinggal mengarahkan saja supaya tetap pada jalur. Bahkan, bulan Desember 2015 lalu Kevin dan Bile berhasil masuk dalam daftar siswa penerima beasiswa. Saya jadi berpikir, sudah waktunya handphone Kevin diganti, terutama sih supaya nggak terus-terusan pinjam punya Oma. 



Mudahnya mendapatkan informasi saat ini, membuat saya mencari tipe handphone yang kiranya sesuai dengan kebutuhan Kevin. Cari sana sini, akhirnya ketemu deh Advan I5a








Lihat desain nya, wah pas banget ini, tipis dan mewah, dengan tiga pilihan warna  : White Rose Gold, Cherry Rose Gold, dan Black Rose Gold. Kevin pasti pilih hitam, soalnya dia memang penggemar warna hitam.

Untuk yang hobi bermain game seperti Kevin, handphone ini ternyata juga cocok, lihat saja spesifikasi nya: 


  1. Prosesor Mediatek MT6735P Quad Core  speed 1GHz 64 bit. 
  2. Maksimal dengan didukung RAM 2 GB serta memori internal 16GB yang bisa ditambah dengan microsd sampai 32GB
  3. Layar 5 inchi beresolusi HD 1280×720 (kepadatan 294ppi) cukup tajam untuk browsing, main game bahkan nonton video! Nah, Kevin yang mulai tumbuh remaja ini emang lagi seneng banget nonton Youtube, seringnya sih nonton video yang lucu-lucu dan unik.
  4. OS Android Lollipop khas advan serta support 4g LTE serta dual simcard.
  5. Kamera belakang dengan resolusi 13MP yang dilengkapi sensor BSI (BackSide Illumination) serta kamera depan 5MP untuk berfoto selfie.  Oh iya, Kevin juga pengen sekali upload video buatannya ke Youtube, misalnya cerita tentang keseharian dia dan keluarga.
  6. Untuk baterai walaupun berkapasitas 2200 mAh, saya rasa cukup lah untuk membatasi waktu bermain bagi anak, kan bisa alasan harus dicharge, hehehe, namanya juga Ibu-Ibu harus punya sejuta akal, melarang tanpa membuat anak menjadi takut dan curi-curi kesempatan.






Melihat spesifikasi di atas, rasanya bisa nih mulai cari di counter terdekat, apalagi harga untuk ponsel selengkap dan sebagus ini pun tidak terlalu mahal, dibandro seharga Rp 1.850.000,00


Semoga segera bisa mewujudkan impian Kevin memiliki handphone sesuai keinginannya,  hitung- hitung hadiah ulang tahun yang tertunda tiga bulan hehe. Amin ya Nak.

Selasa, 26 April 2016

Lindungi Keluarga Sepenuh Hati dengan Hit Natural Fragrance


“Yus, ada lihat racun nyamuk semprot yang Mama beli tadi, nggak? “ tanya Mama mertua kepada saya. Maklum, beliau punya kebiasaan selesai belanja sesuatu kemudian sibuk jadi lupa, deh. Saya pun ikut mencari barang yang dimaksud. Oh, ternyata ini racun nyamuk yang selalu dibeli Mama. Sejak bertemu HIT, Mama selalu membeli merk yang sama. Saya jadi penasaran, sebenarnya kenapa ya pilihan Mama jatuh ke HIT bukan merk lain yang banyak beredar di pasaran? 

Ketika saya tanya, Mama bilang baunya tidak menyengat dan ampuh membunuh nyamuk juga kecoa dan semut. Iya juga sih, bau HIT itu segar, jadi serasa menyemprotkan pewangi ruangan. Sekali tepuk dua lalat, begitu kira-kira. Dan sesuai dengan yang diiklankan, perlindungan terinspirasi dari ibu, HIT memberi rasa nyaman ketika kita harus berada dalam ruangan yang habis disemprot dan tanpa sengaja menghirup baunya. Walaupun memang tidak disarankan untuk menghirup secara sengaja, ya. Sekalian deh, cari informasi mengenai produk ini di sini

 

 

 

 

 

 

 

 










Namanya juga ibu rumah tangga, selalu ada perasaan khawatir ketika memberikan sesuatu kepada keluarga, di sisi lain ada hal-hal yang tidak bisa didiamkan saja, contohnya ancaman nyamuk demam berdarah. Aduh, ini sungguhan mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, saya sudah pernah merasakan harus dirawat selama sepuluh hari di rumah sakit karena terkena demam berdarah. Rasanya kapok harus minum air putih setiap beberapa menit, diinfus karena trombosit terus turun, makan apa saja tidak enak, dan pemulihannya pun cukup lama, hampir dua minggu.

Cukup banyak penyakit yang disebabkan tingginya curah hujan yang akhir-akhir ini kita alami, hampir di seluruh kota di Indonesia, contohnya malaria, chikunguya, dan lain-lain. Namun kali ini saya hanya akan membahas mengenai demam berdarah atau demam dengue atau yang kerap disingkat DBD. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawa dan disebarkan beberapa jenis nyamuk. Gejala awalnya adalah demam, sakit kepala, kulit kemerahan yang terlihat seperti campak (dalam kasus saya waktu itu tidak terdapat kulit kemerahan), nyeri otot dan persendian. 

Penyakit ini tentu saja dapat mengancam jiwa apabila tidak segera ditangani karena dapat menyebabkan kebocoran pembuluh darah, pendarahan, dan rendahnya tingkat trombosit darah yang bisa membuat darah menjadi beku. Tidak sedikit angka kematian akibat penyakit DBD. Contoh public figure yang mengalami hal tersebut adalah psikolog Tika Bisono. Beliau kehilangan anak kandungnya pada tahun 2007 karena mengalami DBD. Apakah beliau terlambat menangani? Ternyata tidak juga, dalam sebuah talkshow di televisi beliau mengatakan bahwa hari pertama almarhum anaknya demam tinggi sudah ditangani oleh dokter. Terlepas dari rahasia Tuhan mengenai berapa panjang umur manusia, beliau berpesan untuk waspada apabila kita atau anggota keluarga mengalami demam tinggi dan segera memeriksakan diri ke laboratorium.
Nilai normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3 dan anak 150.000-450.000 sel/mm3. Jika kurang dari itu sebaiknya kita segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut. 


Lalu bagaimana cara mencegah gigitan nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit DBD? Saya rasa semua sudah familiar dengan istilah 3M yaitu:

  1. Menutup rapat bak mandi dan semua penampungan air sehingga nyamuk tidak masuk dan bersarang
  2. Menguras bak mandi untuk membersihkan bak tersebut dari jentik nyamuk yang mungkin saja sempat ada di bak mandi
  3. Menimbun kaleng atau wadah kosong ke dalam tanah.

 

Selain hal tersebut di atas, kita juga bisa menggunakan lotion anti nyamuk di siang dan malam hari, serta tentu saja menggunakan beberapa varian anti nyamuk dari merk HIT, silakan disesuaikan dengan kebutuhan anda.

Berikut beberapa varian HIT :

 

 



  1.  Hit Non Stop
Varian ini cukup irit karena cukup disemprotkan di bagian tertentu dari ruangan saja.

  1. Hit Elektrik
Praktis, tanpa asap dan irit listrik.

  1. Hit Isi Ulang
Untuk yang ingin hasil lebih baik dalam mengusir serangga, bisa menggunakan HIT jenis ini, tetapi menurut saya pemakaiannya kurang praktis karena harus mengisi ulang cairan ke dalam alat penyemprotnya. 

  1. Hit One Push
Cukup satu kali semprot, racun nyamuk varian ini bekerja dengan sangat efektif dalam membunuh nyamuk.
 
  1. Hit Magic
Produk ini seperti pewangi ruangan yang bekerja menyemprotkan isi nya setiap sekian menit, tergantung pengaturan, dan menggunakan daya listrik.
 
  1. Hit Aerosol
Varian ini mampu membunuh nyamuk bahkan yang membawa virus Zika, sayang saya pribadi kurang tahan dengan aromanya. 
 
  1. Hit Natural Fragrance
Nah, ini varian paling disukai keluarga kami, wanginya yang tidak membuat sesak, namun cukup meyakinkan untuk membunuh nyamuk, semut bahkan kecoa.

 
HIT Natural Fragrance























Jadi, HIT manakah andalan anda?

Minggu, 24 April 2016

Duo Bujang






Ngerasa digetok aja sama kakak pertama yang bilang “kamu itu dek, udah resign malah gak pernah nge blog lagi, males amat” Hahaha iya kak, kebanyakan mager ni #liriklemak #pingsan. 


Full mengurus rumah tangga ternyata seru juga, saya jadi punya waktu banyak untuk mengamati dua anak bujang saya, punya banyak waktu untuk bercanda dan bertukar pikiran (dan ngembat teh)dengan  suami, punya banyak waktu untuk ngepel, nyuci, setrika, urus piaraan –oke ini mah kerjaan wajib judulnya. 


Ngomongin dua anak bujang, sekarang mereka pulangnya udah sering banget jam 2.30 siang. Lama banget kan nungguin mereka. Duh nak, gimana nanti kalau udah SMP, SMA, kuliah? Apa gak sedih Mamak mu ini ngelangut di rumah? Ya walaupun kehibur juga sama kerjaan online shop sama kerjaan rumah itu tadi, tapi tetep aja rasanya sepi kalo gak ada mereka berdua.

Begitu sampe rumah mereka biasanya buka pintu kamar (kalo saya pas di kamar), bilang “Siang, Ma!” abis itu ganti baju, trus masuk kamar deh. Kalau gak mainan gadget ya main robot atau apalah atau paling nonton kartun. Dan Mama nya ini tetep sendirian juga. Ih, dulu pas mereka kecil suka pengen dapet “me time” sekarang malah kangen ya digelendotin. Ya masih juga sih, Cuma kan mereka ini mandiri banget, cowok pula, jadi malu deh kalo manja-manjaan yang berlebihan ke mama nya. Ya gak apa-apa, namanya juga tahapan hidup. Ada saatnya. Saya bersyukur mereka masih mau peluk-pelukan sama mama nya, masih nyari kalo ada pr, masih ngajak saya nonton acara favorit mereka, dan yang penting masih suka cerita semua ke Mama. 


Soal kemandirian, saya yang emang ngotot mereka harus bisa mandiri sejak kecil. Hal paling simple ya, saya gak akan nyiapin minuman untuk dibawa ke sekolah, mereka harus bisa ngisi  botol minumnya sendiri. Pakai baju dan sepatu sendiri, termasuk nyiapin buku. Kalau ada buku ketinggalan? Ya saya gak mau nganterin ke sekolah, jadi mereka tau resikonya. Terdengar cukup kejam ya, tapi beneran deh, saya mau mereka kelak bisa survive dalam kehidupan yang semakin hari akan semakin keras. Sejauh mana kita sebagai orangtua bisa menemani coba? Gak usah ngomongin umur deh, tapi misalnya suatu saat kita harus jauh dari mereka, kasian kan kalau mereka sampe gak tau caranya masang kaos kaki, misalnya. 


Saya juga mulai ngajarin mereka masak, yang sederhana dulu sih, goreng telur sama oseng kangkung. Dan bisa! Dengan catatan HARUS ADA ORANG DEWASA YANG NEMENIN!

Pas hujan? Tenang, mereka udah terlatih untuk angkat jemuran. Maklum ya, kami sekarang gak ada asisten rumah tangga. Jadi apa-apa dikerjakan sendiri. Cuci piring? Sepele itu mah. Hihihi.. boleh ya sombong dikit. Soalnya banyak anak yang seumuran mereka kalo makan aja masih disuapin. Kalau ilmu parenting, saya banyak melihat orang tua saya, betapa mereka mengajarkan tanggung jawab sejak dini. Saya inget banget waktu itu masih kelas lima SD dan saya kebagian tugas nyuci piring. Kakak kedua, marah-marah karena saya gak langsung ngerjain. Dengan tegas Bapak bilang “udah Nik, biarkan saja, itu tanggung jawab dia, biar dikerjakan adekmu, kamu kerjakan lah tugasmu!” digituin eh saya malah langsung gerak. Jadi sedikit banyak saya mengajarkan anak-anak untuk berlatih bertanggungjawab. 
 



Kevin itu, anaknya cenderung lebih diam. Tapi dia tahu tugasnya. Untuk mata pelajaran yang sulit, dia akan berusaha, seperti target yang dia buat, misalnya harus nilai sekian. Padahal saya sih gak pernah maksa, biarin aja, yang penting pelajaran dipahami semua. Karena cenderung pendiam, Kevin ini agak susah nunjukin perasaannya. Jadi harus sering diajak ngobrol.

Nah kalau Bile? Ya gitu deh hahaha... tiap waktunya belajar untuk ulangan, pasti ngantuk, laper, haus, mau mainan sama cowi (anjing piaraan), ini itu. Waktunya pulang, eh dia main dulu sampe temen-temennya pulang semua. Untung tukang ojek langganan itu ekstra sabar. Mau aja dia nungguin Bile sampe mau pulang, walaupun hanya selisih lima menit sebelum jam Kevin pulang, tetap aja dianterin. Udah gitu sering pula minta ikut nganter temen yang rumahnya lebih jauh daripada rumah Bile. Terbukti dari Bile hapal rute ke rumah temennya yang setahu saya belum pernah dia kunjungin. Ternyata oh ternyata, dia suka ikut nganterin. Wah, upahmu besar di surga, Pak!

Urusan perasaan, duh ni anak jago banget deh rayuannya. Bakalan klepek-klepek deh kalo dia udah ngerayu.

“Ma, minta tolong ma, bukain ikat pinggang, plis Ma, Mama yang paling cantik se kelurahan”

Ya nggak kelurahan juga, nak!



Nah barusan tadi pas dia belajar, saya kesandung kursinya. Beneran sakit. Si Bile langsung ngelus-elus kaki saya, “Duh Mama sayang, kasian banget. Sakit yaa.. sini sini.. aku peluk...” sambil cium-cium.

“KA..POK! mama sih gak hati-hati!”

Dan adegan romantis pun berakhir. Hahahaha